BISNISREVIEW.COM – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini diprediksi melanjutkan pelemahan atau belum beranjak meninggalkan level Rp15.700 per dolar AS. Kemarin (10/10/2023), nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,30 persen ke Rp15.738 per dolar AS.
Posisi ini melanjutkan pelemahan pada penutupan perdagangan sebelumnya yang ditutup anjlok 0,51%. Lebih lanjut, posisi ini juga merupakan yang terlemah sejak 11 bulan terakhir.
Rupiah melemah karena besarnya tekanan eksternal. Kondisi ekonomi AS saat ini masih cukup ketat karena inflasi yang diperkirakan masih cukup tinggi khususnya yang akan dirilis pekan ini.
Baca Juga: Jokowi: Konflik Palestina-Israel Harus Dihentikan, Segera Lindungi WNI
Sebagai catatan, AS mencatatkan inflasi periode Agustus 2023 naik menjadi 3,7% (year on year/yoy) dibandingkan periode Juli di angka 3,2% secara tahunan (yoy). .
Inflasi AS dan berbagai negara di seluruh dunia dapat semakin parah, khususnya jika perang Israel-Hamas terus berlanjut dan dan menyeret negara pendukungnya sebagai pemain energi penting global.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan hari ini, tetapi berpeluang ditutup melemah di rentang Rp15.720-Rp15.770 per dolar AS.
Menurutnya dolar AS menguat pada Selasa, didukung oleh status safe-haven seiring berlanjutnya kekerasan di Timur Tengah. Namun, kenaikan dolar ini terbatas setelah komentar dovish dari beberapa pejabat Fed.
Para pelaku pasar bersiap menghadapi konflik berkepanjangan antara Israel vs Hamas, yang telah menewaskan lebih dari 1.500 orang, dan Israel kemungkinan akan melancarkan serangan darat pertamanya di Gaza sejak tahun 2014.
“Namun, kenaikan dolar terbatas setelah beberapa pejabat Fed mengindikasikan bahwa aksi jual obligasi baru-baru ini mungkin mengurangi kebutuhan untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut,” tulis Ibrahim dalam risetnya, dikutip Rabu (11/10/2023).
Dari dalam negeri, sentimen datang dari Bank Indonesia (BI) yang melaporkan Survei Konsumen September 2023 menurun tipis. Hal tersebut terindikasi dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) September 2023 sebesar 121,7, lebih rendah dibandingkan dengan 125,2 pada Agustus 2023 meskipun berada pada zona optimis.
Baca Juga: Harga Pangan Rata-Rata Mengalami Kenaikan, Beras Premium Melonjak 0,60 Persen
Meski menunjukkan penurunan, namun optimisme keyakinan konsumen masih cukup kuat pada September 2023 yang didorong oleh tetap optimisnya keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi terhadap ekonomi ke depan.
Pada September 2023, keyakinan konsumen terjadi penurunan optimisme terutama pada responden dengan pengeluaran Rp2,1-Rp3 juta. Di samping itu, berdasarkan usia, keyakinan konsumen pada September 2023 juga terpantau optimis pada seluruh kategori usia responden.
Mengutip Reuters, Rabu (11/10/2023), dolar AS tampat merosot secara luas pada di sesi perdagangan Asia, mengikuti penurunan imbal hasil Treasury AS yang terbebani oleh komentar dovish Federal Reserve.
Para pedagang menantikan risalah rapat kebijakan bank sentral yang akan dirilis hari ini untuk mendapatkan petunjuk mengenai prospek suku bunganya.
Sejumlah pejabat Fed telah memberi isyarat dalam beberapa hari terakhir bahwa bank sentral AS mungkin tidak perlu memperketat kebijakan moneter lebih jauh dari perkiraan semula.
Presiden Bank Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan pada Selasa bahwa bank sentral tidak perlu menaikkan biaya pinjaman lebih jauh, dan Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari juga menyampaikan pernyataan serupa.(SR/Arum)