SWARARAKYAT.COM – Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia. Untuk itu Ppemerintah Indonesia membuka peluang kembali melakukan impor beras untuk mencukupi kebutuhan beras dalam negeri.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas mengatakan, pemerintah sudah melakukan rapat teknis. Hal ini mengantisipasi dampak dari El-Nino yang menyebabkan penurunan produksi dan panen raya diprediksi akan mundur.
“Maka jauh hari pemerintah harus sudah menyiapkan, jangan sampai begitu kita lihat kurang baru nanti kita berikut untuk impor,” jelas Buwas saat di temui di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (4/10/2023).
Pihaknya juga mengatakan sudah melakukan beberapa penjajakan dengan beberapa negara, salah satunya yaitu China.
Ia menyebut, China sudah komitmen untuk menyiapkan satu juta ton beras untuk di ekspor ke Indonesia apabila sewaktu-waktu Indonesia membutuhkan.
Baca Juga: Erick Thohir: Wasit Saja Tertangkap, Apalagi Penimbun Beras
“Tidak langsung di ambil, kita lihat dulu kebutuhanya, tapi China sudah menyiapkan kalau kita ada emergency,” jelas Buwas.
Selain itu, pihaknya juga masih melakukan lobby dengan India. Namun hingga saat ini India masih memperketat kebijakan ekspor beras.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan berdasarkan hitungannya, cadangan beras pemerintah (CBP) membutuhkan pasokan sebanyak 1,5 juta ton lagi di akhir tahun ini.
Pasokan ini untuk menjaga stok CBP yang dikelola Perum Bulog agar ideal di angka 1 juta ton pada akhir tahun. Arief mengatakan perhitungan itu disiapkan jika produksi sampai akhir tahun tidak mencukupi untuk stabilisasi harga dan pasokan beras.
“Kalau produksinya cukup, nggak? Kalau nggak cukup, ya kita siapin impor 1,5 (juta ton). Itu hitung-hitungan kita. Pokoknya itu untuk mengamankan stok Bulog harus 1 juta sampai akhir tahun. Jadi kalau produksi 1,6 juta kurang 900, kita siapin,” kata Arief ditemui di Pasar Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (4/10/2023).
Baca Juga: Prabowo Canangkan Indonesia Mandiri Pangan, Energi, dan Air
Arief mengatakan, impor beras ini dilakukan agar negara memiliki cadangan pangan, sehingga saat harga tinggi dapat dilakukan intervensi.
“Kalau memang kurang, kenapa nggak akan ada penugasan baru? Pilih mana pilih nggak punya stok, apa punya stok?” ucapnya.
Pasokan beras yang saat ini dikuasai oleh Perum Bulog 1,7 juta ton. Sampai November, realisasi impor akan terus masuk ke Indonesia. Seiring dengan itu, pasokan beras yang dikuasai Bulog akan terus juga disalurkan untuk operasi pasar.(SR/Arum)