SWARARAKYAT.COM – “Senjata makan tuan”, itu peribahasa yang disematkan Politisi Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Andi Syamsul Bahri menanggapi kekecewaan Partai Demokrat.
Pria yang akrab disapa Daeng Ancu itu menyebut koalisi Demokrat dengan Nasdem telah berakhir dengan penetapan Ketum PKB, Muhaimin Iskandar sebagai cawapres pendamping Anies Baswedan.
“Kemarahan Demokrat diperlihatkan dengan instruksi kepada seluruh kadernya untuk menurunkan seluruh baliho Anies – AHY,” kata Daeng, Jumat (1/9/2023)..
Baca Juga: Berang! Demokrat: Ternyata Anies Pengecut
Bahkan, lanjutnya, kader Partai Demokrat, Andi Arief menghujat Anies dengan penghianat, pengecut dan berdarah dingin.
Daeng juga mengingatkan peristiwa pada Pilres 2009. Saat itu, Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memilih Boediono sebagai pasangannya didetik-detik terakhir pendaftaran ke KPU.
“Bukan Ketum Partai koalisinya yang pada saat itu yang potensi adalah Hatta Rajasa sebagai Ketum PAN,” ujar Daeng Ancu.
Daeng mengingatkan kembali peristiwa pengkhianatan yang disebut dilakukan partai Demokrat terhadap Anas Urbaningrum pada tahun 2013 silam.
Baca Juga: Demokrat Merasa Dikhianati, Anas: Karma Sedang Berjalan
“Sakit kalau kita ditelikung, dikhianati. Masih ingatkah para kader Demokrat dengan perlakuan yang sama terhadap Anas Urbaningrum?,” tanya Daeng.
Pada tahun 2013, lanjutnya, Anas dikriminalisasi di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dan pada tahun 2014, Partai Demokrat mengadakan Kongres Luar Biasa di Bali dan Partai Demokrat diambil alih oleh SBY.
“Pengkhianat, pengecut berdarah dingin seharusnya disematkan kepada elit Partai Demokrat bukan kepada Anies, bro Andi Arif, berkaca dulu. Karma tidak dapat dielakkan. Karma mencari jalannya sendiri,” tandasnya. (Ren)