SWARARAKYAT.COM – Pasca berhembus isu Bacapres Anies Baswedan memilih Ketum PKB, Muhaimin Iskandar, koalisi Perubahan untuk Persatuan dikabarkan retak.
Dimulai dari langkah Partai Demokrat yang menurunkan baliho-baliho Anies-AHY. Dan statemen elit Demokrat yang mulai mengungkap kekecewaan terhadap Nasdem dan Anies.
Kini, mulai bermunculan spekulasi dan analisis-analisis liat warganet menanggapi isu tersebut. Bahkan ada salah seorang netizen menyebut dengan istilah “analisis radikal”.
Baca Juga: Daeng: Pengkhianat dan Pengecut itu Partai Demokrat, Bukan Anies
Penyebutan istilah itu terjadi saat salah seorang warganet diakun X @NenkMonica menganalisis keluarnya Demokrat dari koalisi partai pendukung Anies.
Ia mengatakan bahwa Demokrat keluar dari koalisi, maka akan ada peran dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melakukan penjegalan.
Akhirnya, kata dia, Muhaimin Iskandar akan tetap menjadi mitra koalisi Partai Gerindra, dan menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto.
Baca Juga: Ini Alasan DPC Demokrat Lucuti Puluhan Baliho Bergambar AHY dan Anies
“Tebak tebakan….
Setelah Demokrat keluar maka akan muncul KPK, kemudian Cak Imin “tetap” jadi Cawapresnya Ayah, maka Koalisi Perubahan BUBAR dan betul Capres/ Cawapres hanya 2 Pasangan.
Betul kan Pak @aniesbaswedan ???,” tulisnya, Jumat (1/9/2023).
Pernyataan akun itu menuai komentar beragam warganet. Salah satunya akun @adarmawan01 yang menilai dengan istilah analisis radikal.