Ini Permintaan Arab Saudi Soal Perang Hamas-Israel

Perang Hamas dan Israel terus berkecamuk di Gaza. (Foto: Reuters)

SWARARAKYAT.COM – Perang Hamas, faksi Palestina dan Israel akhirnya membuat Arab Saudi buka suara. Negeri yang dipimpin Raja Salman bin Abdulaziz itu pun mengatakan bahwa pihaknya terus memantau dengan cermat perkembangan situasi di antara kedua belah pihak.

Melalui Kementerian Luar Negeri, kerjaan mengaku situasi saat ini belum pernah terjadi sebelumnya. Tingkat kekerasan sangat tinggi di beberapa lini di sana.

“Kerajaan Arab Saudi menyerukan penghentian segera eskalasi antara kedua belah pihak, perlindungan warga sipil, dan pengendalian diri,” tegasnya dikutip dari Al Arabia, Senin (9/10/2023).

“Kerajaan Arab Saudi juga mengingatkan kembali peringatannya bahwa situasi berbahaya saat ini adalah akibat dari pendudukan (Israel) yang terus berlanjut, perampasan hak-hak sah rakyat Palestina dan provokasi sistematis,” tambah Arab Saudi.

Baca Juga: Hamas Lancarkan Serangan Besar Secara Mendadak, Eskalasi Paling Serius Selama Konflik

Arab Saudi pun meminta kembali komunitas internasional untuk memikul tanggung jawab bersama serta mengaktifkan proses perdamaian Palestina dan Israel. Langkah ini diambil agar memicu solusi dua negara untuk mencapai keamanan dan perdamaian di kawasan.

Israel menggempur daerah kantong Palestina di Gaza pada Minggu setelah serangan dilakukan Hamas, Sabtu. Serangan udara Israel menghantam blok perumahan, terowongan, masjid dan rumah pejabat Hamas di Gaza.

Dalam laman yang sama disebut bahwa 400 warga Gaza tewas, termasuk 20 anak-anak. Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu sendiri telah berjanji untuk melakukan balas dendam yang besar.

Hal yang sama sebelumnya juga dikatakan Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan. Ia menyerukan diakhirinya eskalasi kekerasan menyusul serangan mendadak terhadap Israel oleh kelompok Hamas Palestina.

Komentar muncul setelah ia menerima telepon dari Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken. Laporak Arab News menyebut keduanya membahas bahaya eskalasi militer yang terus berlanjut dan perlunya mencari cara untuk meredakan ketegangan. (SR/Arum)