SWARARAKYAT.COM – Perusahaan terbesar migas asal Amerika Serikat (AS), ExxonMobil operator utama di Blok Cepu, mengumumkan rencana penambahan pencarian minyak dan gas di lapangan prospektif yang baru di Indonesia.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, memastikan bahwa rencana investasi ExxonMobil tidak akan berhenti hanya di lapangan minyak Banyu Urip, Cepu. Seperti diketahui, Exxon menjadi operator lapangan Blok Cepu dengan kepemilikan 45%. Selanjutnya lapangan ini dimiliki pertamina 45% dan Pemerintah Bojonegoro (10%).
Komitmen eksplorasi ini, kata Dwi, merupakan bagian dari investasi jangka pendek hingga menengah perusahaan yang berbasis di Texas tersebut.
“ExxonMobil melihat ada enam lokasi yang diincar untuk eksplorasi dalam jangka pendek dan menengah,” ujar Dwi, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (19/7/2024).
ExxonMobil, melalui anak perusahaannya, ExxonMobil Cepu Ltd (EMCL), telah mulai mencairkan komitmen investasi sekitar US$ 203,5 juta atau setara dengan Rp3,3 triliun untuk program optimasi pengembangan lapangan (OPL) Banyu Urip, Blok Cepu, pada pertengahan tahun ini.
EMCL juga telah berkomitmen untuk melakukan pengeboran lima sumur infill carbonate dan dua sumur clastic yang ditargetkan mulai berproduksi pada tahun 2028. Kegiatan ini diharapkan dapat menambah cadangan minyak sebesar 42,92 juta barel minyak (MMBO).
Dwi menjelaskan bahwa ketertarikan ExxonMobil untuk melanjutkan eksplorasi di Indonesia dipicu oleh temuan berhasil di beberapa prospek laut dalam selama 3 tahun terakhir di cekungan Sumatera Utara dan Kalimantan Timur.
“Mereka mulai percaya bahwa di laut dalam Indonesia bisa sukses, jadi ini yang menarik ke depan. Mudah-mudahan ini akan membawa posisi yang bagus untuk Indonesia,” tuturnya.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) per Mei 2024, cadangan minyak di Indonesia mencapai 4,70 miliar barel minyak (BBO) dan gas sebesar 55,76 triliun kaki kubik (Tcf).
Terdapat sekitar 68 cekungan yang belum dikembangkan sampai saat ini, sementara 20 cekungan lainnya sudah diproduksi.
Temuan dua sumur eksplorasi di Wilayah Kerja South Andaman, Provinsi Aceh, dan Wilayah Kerja Geng North, Provinsi Kalimantan Timur, yang tercatat sebagai penemuan besar pada pemboran laut dalam, semakin menguatkan potensi besar cadangan minyak dan gas (migas) di Indonesia.
Temuan Layaran-1 di Blok South Andaman dan Geng North-1 di Blok North Ganal juga telah membawa nama Indonesia kembali ke peta industri hulu migas global. WoodMackenzie, Rystad Energy, dan S&P Global bahkan mengelompokkan Layaran-1 dan Geng North-1 sebagai lima temuan migas raksasa dunia sepanjang 2023.
Selanjutnya dua sumur eksplorasi tersebut menjadi yang terbesar setelah temuan Lapangan Abadi Masela pada tahun 2000. Di North Ganal, perusahaan migas Italia, Eni, mencatat penemuan cadangan gas in place dari sumur eksplorasi Geng North-1 sebesar 5 Tcf dengan kandungan kondensat diperkirakan mencapai 400 Mbbls.
Sementara itu, di South Andaman yang dikelola oleh Mubadala Energy, perusahaan asal Uni Emirat Arab, ditemukan cadangan gas bumi in place dengan potensi lebih dari 6 Tcf. Dengan komitmen dan temuan-temuan tersebut, Indonesia diharapkan dapat terus menarik investasi dan mengoptimalkan potensi migasnya, meningkatkan posisi negara ini dalam industri migas global.