Penulis: Rinal Dimas (Sekjen Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia-ISMPI)
Pengunduran diri Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada 5 Oktober 2023, kemungkinan terkait dengan masalah hukum atau etika yang menjeratnya.
Pengunduran diri tersebut mengakibatkan kekosongan jabatan yang dapat mempengaruhi stabilitas programprogram Kementerian Pertanian dan mengharuskan peran tambahan Menteri Sekretaris Negara.
Hal ini juga menghadirkan tantangan bagi menteri baru dalam mengatasi situasi fenomena El Nino yang dapat berdampak besar pada para petani di Indonesia.

Penunjukan Arief Prasetyo Adi sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertanian berlangsung pada 6 Oktober 2023 setelah pengunduran diri Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. Latar belakang dan kualifikasinya mungkin menjadi faktor utama dalam pemilihannya.
Arief Prasetyo Adi adalah Kepala Badan Pangan Nasional dan telah memiliki pengalaman dalam manajemen sumber daya pangan serta pemahaman yang dalam tentang isu-isu pertanian di Indonesia. Pengalaman dan pengetahuannya dalam peran sebelumnya, bersama dengan rekam jejaknya yang kuat di bidang ini, mungkin membuatnya menjadi kandidat yang sesuai untuk menggantikan Menteri Pertanian yang mundur.
Sebagai Plt Menteri Pertanian, ia mungkin memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk memimpin Kementerian Pertanian dalam menghadapi tantangan yang ada, termasuk fenomena El Nino yang sedang melanda Indonesia.
Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI) berharap calon Menteri Pertanian yang baru akan memprioritaskan program-program yang meningkatkan kesejahteraan petani, mengelola sumber daya air, menyeimbangkan harga komoditas pertanian, mendukung regenerasi petani, dan memanfaatkan teknologi pertanian. Sekjend Pusat ISMPI Menegaskan “Akibat dari kasus yang menjerat mentan Syahrul Yasin Limpo banyak program yang akan berdampak terutama pagi para petani di Indonesia karena para petani mengharap kan segala bentuk program dari kementan agar segera di realisasi kan mengingat sekarang Indonesia sedang dilanda fenomena El nino yang berakibat kepada hasil panen para petani”. Harapan ini muncul sebagai respons terhadap situasi sulit yang dihadapi para petani Indonesia, terutama akibat fenomena El Nino.
Dilirik dari Artikel detik news Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan
kemungkinan perombakan menteri atau reshuffle kabinet.
Dia menyebut kemungkinan reshuffle dilakukan minggu ini. “Hmm… mungkin minggu ini,” kata Jokowi usai membuka BNI Investor Daily Summit 2023, di Plataran Hutan Kota, Senayan, Jakarta, Selasa (24/10/2023).
Sejumlah nama kandidat yang berpotensi menggantikan Syahrul Yasin Limpo sudah mulai bermunculan. Setiap kandidat memiliki latar belakang, kualifikasi, dan pengalaman yang berbeda, dan pengambilan keputusan terakhir akan menjadi tugas Presiden Joko Widodo. Mari kita melihat lebih dekat setiap kandidat yang mungkin memainkan peran penting dalam pengembangan sektor pertanian Indonesia.
Arief Prasetyo Adi
Arief Prasetyo Adi telah ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertanian dan memiliki pemahaman yang kuat tentang sektor pertanian. Pengalamannya sebagai Kepala Badan Pangan Nasional dapat dianggap sebagai aset penting dalam memahami isu-isu pangan dan pertanian di Indonesia.
Selain itu, sebagai Plt. Menteri Pertanian, ia telah mendapatkan pengalaman operasional yang signifikan dalam mengelola kementerian ini, yang dapat menjadi nilai tambah. Apakah mungkin posisi Arief Prasetyo Adi akan di tetapkan sebagai kabinet pengganti Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Budisatrio Djiwandono
Budisatrio Djiwandono, atau Budi Djiwandono, adalah seorang politikus Indonesia yang saat ini menjadi Anggota DPR-RI mewakili daerah pemilihan Kalimantan Timur sejak tahun 2017. Ia berafiliasi dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan memiliki hubungan keluarga dengan beberapa tokoh terkemuka, termasuk Prabowo Subianto dan mantan Gubernur Bank Indonesia, Sudrajad Djiwandono.
Selain itu, ia juga menjabat sebagai Ketua Umum DPP Pemuda Tani Indonesia dan Wakil Ketua Umum DPN HKTI. Budisatrio memiliki pengalaman dalam urusan pertanian dan agribisnis sebagai anggota Komisi IV DPR RI, yang memiliki fokus pada perkebunan, perikanan, dan peternakan.
Kelebihan Budisatrio adalah pengalamannya dalam urusan politik dan kedekatannya dengan kelompok petani melalui Pemuda Tani Indonesia dan
HKTI. Partai Gerindra juga salah satu partai pengusung Prabowo dalam pemilihan presiden 2024 nanti dan juga mendeklarasikan Gibran Rakabuming Raka Sebagai Cawapres anak dari Presiden Joko Widodo pada saat ini.
Arif Satria
Arif Satria adalah seorang akademisi yang telah memiliki banyak pengalaman di bidang pertanian. Ia adalah Rektor IPB (Institut Pertanian Bogor) yang terkemuka. Sebagai seorang pemimpin akademis, ia memiliki pemahaman mendalam tentang sektor pertanian dan potensi untuk mengembangkan program-program yang mendukung peningkatan pertanian di Indonesia.
Namun, keterbatasannya mungkin terletak pada pengalaman politik, yang bisa menjadi tantangan dalam menjalankan tugas sebagai Menteri Pertanian.
Rachmat Pambudy
Rachmat Pambudy memiliki rekam jejak panjang dalam dunia pertanian di Indonesia. Sejak tahun 1988, ia menjadi pendiri Unit for Socio and Economic Study and Evaluation (USESE) Foundation, yang berfokus pada studi ekonomi dan evaluasi di bidang pertanian. Rachmat Pambudy juga telah terlibat dalam berbagai perusahaan dan koperasi yang bergerak di bidang agribisnis.
Pada tahun 2000, ia pernah menjadi Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Pengembangan Agribisnis dan Staf Ahli Menteri Pertanian Republik Indonesia Bidang Hubungan Antar Lembaga hingga tahun 2004.
Ia juga pernah menjadi anggota Dewan Pengawas PERUM BULOG dari tahun 2003 hingga 2007. Selain itu, Rachmat Pambudy aktif di Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan pernah menjadi Sekretaris Jenderal sebelum menjadi Wakil
Ketua Dewan Pembina HKTI pada tahun 2015. Dedikasinya pada pertanian Indonesia telah terbukti sejak lama, dan ini bisa menjadi kelebihan besar yang membuatnya menjadi kandidat yang kuat untuk jabatan Menteri Pertanian.
Kako Bustanul
Kako Bustanul adalah seorang kandidat potensial dalam bursa calon pengganti Menteri Pertanian. Meskipun mungkin bisa dihapuskan jika Dwi Andreas Santosa terpilih, namanya masih memiliki bobot dalam dunia pertanian di Indonesia. Lebih lanjut, informasi tentang rekam jejak dan kualifikasi Kako Bustanul dalam sektor pertanian perlu dianalisis lebih lanjut.
Herman Khaeron
Herman Khaeron adalah seorang figur politik yang pernah menjabat sebagai Ketua DPP Pemuda Tani Indonesia. Sebagai kepala organisasi pemuda pertanian, ia memiliki keterlibatan
aktif dalam memperjuangkan hak-hak petani.
Namun, perlu diingat bahwa ia mungkin memerlukan pengalaman dan pemahaman yang lebih luas dalam mengelola kementerian sebesar Kementerian Pertanian.
Henri Saragi
Meskipun mungkin bukan kandidat yang mungkin terpilih, namanya bisa digunakan untuk pendekatan dengan SPI (Serikat Petani Indonesia). Sebagai seorang yang memiliki pengalaman dalam mengelola organisasi petani, Henri Saragi dapat berperan dalam memfasilitasi dialog antara kementerian dan para petani, serta membantu mengatasi masalah yang dihadapi oleh petani di lapangan.
Namun, sebagai kandidat, mungkin ia tidak memiliki pengalaman langsung dalam
tugas-tugas administratif yang terkait dengan jabatan Menteri Pertanian.
Amran Sulaiman
Amran Sulaiman adalah seorang mantan Menteri Pertanian yang pernah menjabat di periode sebelumnya. Pengalamannya sebagai mantan menteri bisa dianggap sebagai aset dalam mengelola kementerian ini.
Selama kepemimpinannya, beberapa kebijakan pertanian telah diimplementasikan, dan ia mungkin memiliki wawasan mendalam tentang tantangan dan peluang di sektor pertanian Indonesia.
Namun, dalam konteks perubahan pemerintahan dan upaya regenerasi, pertimbangan terhadap kandidat yang lebih baru atau berpotensi membawa gagasan segar juga perlu dipertimbangkan.
Demikian, beberapa kandidat yang berpotensi memiliki latar belakang, kelebihan, dan kelemahan masing-masing. Keputusan akhir tentang siapa yang akan menjadi Menteri Pertanian berada di tangan Presiden Joko Widodo, dan diharapkan akan dipertimbangkan dengan baik untuk memastikan kesinambungan dan peningkatan kinerja di sektor pertanian Indonesia.
Penting untuk membatasi jumlah kandidat agar proses seleksi berjalan dengan baik, sekitar 8 hingga 12 nama dengan setiap kelompok (politisi, akademisi, profesional).
Tentang Penulis:
Rinal Dimas, Saat ini menjabat Sekjen Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia-ISMPI Pusat, Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Mahaputra Muhammad Yamin (UMMY) Solok-Sumbar, ia juga menjabat sebagai Ketua Bidang PTKP HMI Cabang Solok.