Opini  

Kenapa Gibran? Mari Berpikir Dingin dan Tenang

Penulis
Nanik S Deyang

Tidak bisa kita melihat politik itu sepotong atau dua potong. Juga tida bisa melihat dari dunia medsos, karena tidak semua info terumbar penuh di medsos.

Setelah melihat perjalanan politik dua periode ini, maka tahun 2024 ini bukan lagi pertarungan berebut kekuasaan atau urusan menang kalah, tetapi bagaimana mengembalilan marwah bangsa agar negara ini adil, makmur dan berdaulat di tangan rakyat.

Tidak mungkin seorang SBY yg menjadi presiden dua kali dan juga memiliki sang putra mahkota , dan kekuatan partai yg tisak kecil mau “mengalah” begitu saja , bila semua bukan untuk tujuan besar.

Demikian juga tidak mungkin seorang Airlangga Hartarto, Aburizal Bakrie, Akbar Tanjung dan para sesepuh dan dedengkot Golkar serta seluruh pengurus DPD demikian kompak dan aklamasi mendukung Gibran sebagai Cawapres Prabowo 2024, padahal Gibran bukan kader partai, bila negara ini dalam keadaan “baik -baik saja”.

Demikian juga tidak mungkin seorang Zulkifli Hasan Ketum PAN, akhirnya harus menyerah begitu saja saat jagonan yang ditawarkan , yaitu Erick Tohir, harus tereliminasi. Apalagi Erick sudah demikian siap dengan logistik dan tim, apabila dia menjadi Cawapres siapapun di tahun 2024.