SWARAKYAT.COM – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, hilirisasi memegang peran kunci dalam memajukan perekonomian dalam negeri, tetapi upaya hilirisasi masih menghadapi kendala dalam hal dukungan dari sektor perbankan.
“Olehnya itu, pemerintah menekankan pentingnya keterlibatan sektor perbankan dalam mendorong proses hilirisasi. Saat ini, hilirisasi merupakan bagian penting dari upaya mencapai visi Indonesia Emas 2045 yang bertujuan menjadikan Indonesia sebagai negara maju,” kata Bahlil dalam acara BNI Investor Daily Summit 2023 di Hutan Kota by Plataran, Senayan, Rabu (25/10/2023).
Saat ini, sebagian besar izin usaha pertambangan nikel (IUP) dimiliki pengusaha lokal, tetapi smelter yang digunakan industri tersebut masih dimiliki oleh perusahaan asing. Sebab perbankan asing mau membiayai membangun smelter dengan break even point (BEP) hingga 6 tahun.
“Mengapa perbankan tidak melihat peluang ini? Perbankan cenderung fokus pada kredit standby loan, padahal inisiatif ini sangat potensial. Jarang sekali investasi bisnis bisa mencapai break even point dalam enam tahun,” ujarnya.
Bahlil berharap perbankan nasional dan investor dalam negeri dapat bekerja sama dalam membangun industri-industri strategis. Hilirisasi bukan hanya berlaku untuk satu sektor saja, tetapi juga mencakup berbagai banyak sektor seperti perikanan, kehutanan, dan perkebunan.
Berdasarkan data BKPM, total realisasi investasi di sektor hilirisasi selama Januari-September 2023 mencapai Rp 266 triliun. Angka ini menyumbang sekitar 25,3% dari total realisasi investasi selama periode yang sama, yakni mencapai Rp 1.053,1 triliun.
Dengan inisiatif hilirisasi ini, pemerintah berharap dapat meningkatkan pendapatan per kapita menjadi lebih dari US$ 10.000. Kementerian Investasi/BKPM telah membuat perencanaan hilirisasi hingga 2040 sebagai bagian dari perjalanan menuju Indonesia Emas 2045.
Total investasi yang diperlukan untuk mencapai target ini sekitar US$ 545,5 miliar dan mencakup 21 komoditas serta delapan sektor yang dianggap strategis. (SR/Arum)