SWARARAKYAT.COM – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat meski sejumlah bank asing mengurangi fokus bisnis di Indonesia, investor luar negeri masih tertarik menanamkan modal di sektor perbankan dalam negeri.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyebut pertumbuhan ekonomi positif dan demografi Indonesia yang besar menarik minat investor mencari pertumbuhan jangka panjang.
Menurutnya, inovasi dan digitalisasi di sektor perbankan menjadi faktor penentu menariknya bank asing bagi investor luar negeri.
“Dukungan kebijakan pemerintah, termasuk upaya mempermudah regulasi dan memberikan insentif pajak dan kemudahan izin TKA memberikan sinyal positif,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (12/1/2024).
Dian mengatakan kemitraan strategis dengan bank lokal dapat memperkuat posisi bank asing di pasar yang terus berkembang, menunjukkan bahwa investasi asing di sektor perbankan Indonesia tetap relevan.
Baca Juga: Seiring Ekspektasi Investor Perihal The Fed,Rupiah Melanjutkan Penguatan
“Bank asing yang menggabungkan adaptabilitas, inovasi, dan kemitraan strategis memiliki peluang baik untuk sukses dalam lingkungan bisnis yang dinamis,” ujarnya.
Secara keseluruhan, bank asing di Indonesia menunjukkan pemulihan yang solid pasca pandemi dengan fondasi yang kokoh. Total aset, DPK, dan kredit bank asing secara agregat mengalami pertumbuhan positif dalam 1 dekade terakhir, meskipun terdapat penurunan DPK pada tahun pandemi 2020.
Risiko kredit menunjukkan perbaikan progresif, tercermin dari tren penurunan rasio NPL dan loan at risk.
Tercatat, berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kelompok kantor cabang bank luar negeri (KCBLN) telah meraup aset Rp575,63 triliun per Oktober 2023, Aset bank asing itu tumbuh 7,9% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Seiring dengan pertumbuhan aset, kredit KCBLN mencapai Rp181,86 triliun per Oktober 2023. Adapun raihan simpanan dana mencapai Rp252,81 triliun, susut 2,42% dari periode yang sama tahun lalu Rp259,07 triliun. Lebih lanjut, untuk rasio kredit bermasalah (NPL) berada di level 1,52%.
Ketahanan likuiditas dan permodalan bank asing tergolong baik, dengan rasio LDR yang melebihi 100%, dipengaruhi oleh sumber dana yang mencakup modal dan dana dari luar negeri.
Rentabilitas menunjukkan tren perbaikan, terutama didukung oleh pendapatan treasury.
Kemudian, proposisi bank asing sebagai lembaga dengan jaringan global tetap menjadi nilai tambah, terutama bagi nasabah segmen institutional dan corporate.
“Dengan demikian, bank asing tetap menjadi pemain yang relevan dalam mendukung perekonomian Indonesia,” kata Dian. (SR/Arum)