Swararakyat.com, Garut -Sampai saat ini Partai-partai politik di Kabupaten Garut belum menentukan siapa yang akan mereka usung di Pilkada bulan November nanti, namun sejumlah figur sudah mulai muncul.
Menyikapi kondisi tersebut Pengamat Politik Asep Lukman, melihat ada sejumlah Parpol yang terkesan adem ayem, salah satunya Partai Gerindra, sebagai Partai pemenang dan saat ini memilki 7 kursi di DPRD, hingga kini Gerindra masih belum juga mengumunkan calon bupatinya ke publik.
“Saya heran dengan langkah politik Partai Gerindra di Kabupaten Garut dalam Pilkada tahun ini. saya mendengar, mereka akan menjadi partai pendukung dari salah satu pasangan calon bupati dan wakil bupati yang diusung Golkar dan NasDem,” ucap pria yang akrab disapa Asluk ini.
Menurut Asluk, jika hal ini terjadi justru menurunkan daya tawar Gerindra, yang merupakan partai pemenang Pemilu ketiga di Garut dan partai besutan Presiden terpilih Prabowo Subianto.Padahal, Garut masyarakatnya mayoritas memilih Prabowo Subianto di Pilpres lalu. Bahkan terbukti dalam tiga kali Pilpres sejak tahun 2014, Prabowo suaranya selalu menang di Kabupten Garut, Ujarnya.
Sebagai perbandingan, “Di tahun 2014 saat Partai Gerindra hanya memiliki satu kursi di DPRD Garut, saya orang yang ikut berjuang agar Gerindra dapat merekomendasi Pak Rudy Gunawan sebagai calon bupati yang berpasangan dengan dr Helmi Budiman sebagai wakil bupati,” terangnya.
Saat itu, lanjut dia, hasilnya Rudy Gunawan menjadi calon bupati Partai Gerindra yang memenangkan kontestasi Pilkada di Garut. Bahkan untuk pertama kalinya dalam sejarah politik Kabupaten Garut beliau menjadi bupati selama dua periode berturut-turut.
Menurut Asluk, Dengan jumlah kursi yang dimiliki Gerindra saat ini, Partai ini cukup kuat untuk mengajukan calon sendiri sebagai pengusung utama. Bukan menjadi parpol yang hanya mendukung calon yang sudah diusung parpol atau koalisi lain.
Secara logika jika Partai Gerindra jika ikut bergabung, statusnya secara de fakto hanya “anak bawang”, karena pasangan tersebut telah dinyatakan lengkap yaitu sudah full diusung oleh lebih 20% kursi di DPRD, ujarnya.
Saya khawatir, karena gagal melahirkan kader usai dua periode berkuasa di eksekutif (bupati), Partai Gerindra Garut mengalami “menopouse dini”, atau karena ada intervensi politik sehingga tidak punya kedaulatan mencalonkan dan mengusung kedernya sendiri, pungkasnya (*)