SWARARAKYAT.COM – Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) merangkak naik 25 basis poin (bps) ke level 6%. Adapun, suku bunga deposito perbankan pun masih dalam tren tinggi.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan kenaikan suku bunga acuan ini bertujuan untuk memperkuat stabilisas nilai tukar rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global dan sebagai langkah preemptive dan forward looking.
Kenaikan ini, tambah Perry, merupakan yang pertama kali setelah BI menahan suku bunga acuan pada level 5,75% selama 8 bulan terakhir.
Baca Juga: Partai Koalisi Prabowo: Menunggu Arahan Jokowi Terkait Nama Cawapres
“Naiknya suku bunga acuan telah diumumkan BI dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 18 Oktober 2023 dan 19 Oktober 2023,” bebebernya.
Selain itu, kebijakan tersebut juga untuk memitigasi dampak global ke inflasi impor. ”Sehingga inflasi tetap terjaga di level 2-4% pada 2023 dan 1,5-3,5% pada 2024,” ujar Perry dalam konferensi pers RDG BI beberapa waktu lalu.
Seiring dengan naiknya suku bunga acuan BI, suku bunga deposito perbankan pun ikut naik. Tercatat, suku bunga deposito 1 bulan bank pada September 2023 telah mencapai level 4,28%, naik 5 bps dibandingkan Agustus 2023 di level 4,23%.
Sementara itu, secara year-to-date (ytd) atau dibandingkan posisi Desember 2022 di level 3,97%, suku bunga deposito 1 bulan itu naik 31 bps.
Sebelumnya, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, dengan adanya peningkatan suku bunga acuan BI baru-baru ini, bank pun menyiapkan sejumlah langkah berupa penghitungan rata-rata untuk rencana penyesuaian suku bunga kredit dan simpanan.
“Pada deposito, biasanya saat naik BI rate diikuti kenaikan deposito, tapi itu kalau dibutuhkan dana dan kalau LPS [Lembaga Penjamin Simpanan] ada penyesuaian limit yang dijamin,” ujar Jahja dalam konferensi pers paparan kinerja kuartal III/2023 pada Kamis. (SR/Arum)