SWARARAKYAT.COM – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi akan menguat pada Selasa (17/9/2024).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan Jumat (13/9/2024) dengan menguat 0,24% atau 37,5 poin ke posisi Rp15.401,5 per dolar AS.
Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau melemah 0,38% ke posisi 100,98.Sejumlah mata uang Asia lainnya yang mencatatkan penguatan adalah peso Filipina menguat 0,27%, rupee India menguat 0,07%, dan yuan China menguat 0,33%.
Begitu juga dengan mata uang Asia lainnya yang mengalami penguatan. Yen Jepang menguat 0,84%, dolar Taiwan menguat 0,53%, dan won Korea menguat 1,02%.
Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan bergerak fluktuatif pada pekan ini, Selasa (17/9/2024).
“Mata uang rupiah fluktuatif pekan depan namun ditutup menguat di rentang Rp15.350 — Rp15.420,” ujarnya dalam riset yang dikutip, Sabtu (14/9/2024).
Ibrahim mengatakan ekonomi Indonesia tengah berada di persimpangan jalan yang penuh tantangan.
Serangkaian data terbaru menunjukkan sinyal-sinyal pelemahan yang semakin mengkhawatirkan.
Baca Juga: Dolar Melemah, Rupiah Bersama Sejumlah Mata Uang Asia Menguat
Deflasi yang terjadi selama empat bulan berturut-turut, penurunan Purchasing Managers Index (PMI) di bawah ambang batas ekspansi, dan peningkatan angka pengangguran menjadi bukti nyata melambatnya pertumbuhan ekonomi.
Kondisi deflasi yang tidak biasa ini mengindikasikan melemahnya daya beli masyarakat, terutama kelas menengah. Penurunan konsumsi, khususnya pada sektor restoran dan properti, memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian. Kondisi ini semakin diperparah dengan penurunan permintaan kredit, baik untuk modal kerja maupun konsumsi.
Lebih lanjut,Ibrahim mengatakan pada perdagangan pekan ini, pasar tetap pada ekspektasi pemotongan suku bunga acuan, meskipun ada beberapa pembacaan inflasi yang kuat pekan ini.
Sementara itu, lanjut dia, pembacaan inflasi awalnya melihat taruhan bergeser ke arah pengurangan 25 basis poin oleh The Fed pekan depan. Beberapa data pasar tenaga kerja yang lemah membuat taruhan pada pengurangan 50 basis poin kembali berlaku. (SR/Arum)