Daerah  

Terlalu Jujur, Guru Honorer Ini Dipecat Karena Laporkan Pungli PPDB

SWARARAKYAT.COM – Guru Honorer di Sekolah Dasar (SD) Negeri Cibeureum 1 Bogor, Jawa Barat (Jabar) ini mengalami nasib naas. Ia dipecat karena dianggap mengambil data Kepala Sekolah tanpa izin melalui Whatsapps.

Guru Honorer itu diketahui bernama Mohamad Reza Ernanda dari surat pemecatan yang diunggah netizen di media sosial X.

Berdasarkan pantauan redaksi, dalam surat itu dibeberkan dalih pemecatan Reza. Disebut selain mengambil data Kepsek, Reza juga dianggap tidak memiliki loyalitas, integritas dan nilai kepatuhan kepada pemimpin.

Namun, berdasarkan pengakuan Reza, dirinya dipecat lantaran diduga sebagai pelaku yang melaporkan pungutan liar (pungli) di sekolah tersebut kepada Inspektorat Kota Bogor.

“Per hari Selasa kemarin, tanggal 12 September 2023, secara tiba tiba, secara sepihak tanpa ada peringatan, tanpa ada teguran, tanpa ada musyawarah atau diskusi apa pun, tiba-tiba saya diberhentikan. (Status) saya guru honorer,” kata Reza saat dimintai konfirmasi, Rabu (13/9/2023).

Baca Juga: Soal Pulau Rempang, Rocky Gerung: Negara Arogan Terhadap Rakyatnya Sendiri

Reza menyebutkan pemecatan dilakukan Kepala Sekolah Novi Yeni. Dia mengaku dipecat karena dianggap tidak patuh kepada pimpinan.

Namun, Reza menduga pemecatan dirinya terkait pungli di SD N Cibeureum 1 yang dituduhkan dilaporkan dirinya. Pungli itu diduga dilakukan saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2023.

“Dituduhnya itu saya yang melaporkan perihal pungli PPDB yang terjadi di sekolah SDN Cibeureum 1 Kota Bogor,” kata Reza.

“Padahal saya dipanggil oleh inspektorat Kota Bogor itu dimintai keterangan untuk menjelaskan kebenaran yang terjadi perihal PPDB di sekolah ini, atas laporan Wakil Wali Kota. Saya hanya memberi keterangan, bukan melaporkan. Ada yang melaporkan lebih dulu, saya nggak tahu siapa itu,” pungkas Reza.

Sementara kabar pemecatan Reza yang diunggah di media sosial X menunjukkan bukti-bukti berupa video yang menunjukkan kesedihan para siswa-siswinya.

Mereka menangis saat mengetahui guru favoritnya dipecat Kepala Sekolah. (ren)