Raksasa kopi dunia, Starbucks, mengumumkan PHK besar-besaran dan penutupan ratusan gerai di Amerika Utara. Dana Rp 16,7 triliun disiapkan untuk restrukturisasi. Apa dampaknya ke Indonesia?
Jakarta, Swararakyat.com – Dunia kopi dikejutkan dengan kabar mengejutkan dari Starbucks. Raksasa kopi asal Seattle ini resmi mengumumkan PHK terhadap 900 karyawan dan penutupan sekitar 400 gerai di Amerika Utara sebagai bagian dari restrukturisasi besar-besaran senilai US$1 miliar (setara Rp 16,7 triliun).
Langkah mengejutkan ini diambil di tengah menurunnya penjualan dan tekanan biaya operasional. Starbucks menyebut langkah ini perlu untuk “membangun Starbucks yang lebih baik, lebih kuat, dan lebih tangguh.”
“Kami memahami dampaknya bagi mitra kami dan keluarga mereka, tapi langkah ini penting untuk memperkuat masa depan perusahaan,” ujar CEO Starbucks Brian Niccol dalam pernyataan resminya.
PHK 900 karyawan, sebagian besar dari divisi non-retail (kantor pusat & support staff). Tidak hanya itu 400 gerai ditutup, fokus pada gerai dengan performa buruk atau kontrak sewa yang segera berakhir.
Dana restrukturisasi Rp 16,7 triliun disiapkan mencakup pesangon, pelepasan aset, dan biaya penghentian sewa. Starbucks juga akan melakukan renovasi terhadap 1.000 lebih gerai mereka, untuk memperbarui desain, pengalaman pelanggan, dan efisiensi layanan.
Starbucks Melakukan ini dikarenakan penjualan yang melambat karna konsumen di AS makin sensitif terhadap harga. Selain itu persaingan juga semakin ketat dengan munculnya banyak kedai kopi independen dan rantai baru. Faktor lain adalah naiknya baya operasional naik, sewa dan gaji semakin menekan margin keuntungan.
Meski banyak gerai yang ditutup, Starbucks memastikan mereka tetap membuka gerai baru dan meningkatkan layanan di lokasi yang lebih strategis.
Bagaimana dengan dampaknya untuk Indonesia?
Hingga saat ini, Starbucks Indonesia tidak terdampak langsung oleh restrukturisasi ini karena mayoritas gerai dioperasikan oleh mitra lokal (PT Sari Coffee Indonesia). Namun, langkah global ini bisa memengaruhi strategi bisnis di masa depan, termasuk fokus pada efisiensi dan pengalaman pelanggan. (*)