“Akhand Bharat” Mimpi Lama, Strategi Baru: India Tantang China dari Himalaya hingga Samudra Hindia

Jakarta,SwaraRakyat – India tengah mengguncang percaturan geopolitik Asia dengan kebangkitan gagasan “Akhand Bharat” atau “India Raya”. Konsep ini bukan sekadar romantisme sejarah, tetapi sinyal kuat bahwa New Delhi ingin memulihkan kejayaan peradaban lamanya dan menegaskan pengaruhnya di kawasan Asia Selatan dan Indo-Pasifik.

Dalam peta ideologis Akhand Bharat, wilayah “India Raya” membentang luas dari Afghanistan hingga Myanmar, mencakup Pakistan, Bangladesh, Nepal, Bhutan, Sri Lanka, bahkan Tibet. Bagi sebagian kalangan nasionalis di India, inilah wujud penyatuan kembali warisan budaya dan spiritual yang “terbelah” akibat kolonialisme Inggris. Namun bagi dunia luar, terutama China, ini adalah alarm geopolitik baru.

India Menantang Dominasi China

Kebangkitan ide Akhand Bharat muncul seiring ketegangan India–China yang meningkat di perbatasan Himalaya dan di Samudra Hindia. Melalui gagasan ini, India mengirim pesan simbolik bahwa pengaruhnya tidak boleh diremehkan.

China selama ini memperluas kekuatan ekonomi dan militernya lewat Belt and Road Initiative (BRI), dengan proyek-proyek besar seperti CPEC di Pakistan dan pelabuhan Gwadar. Kini, India berusaha membangun “poros tandingan” lewat kerja sama strategis dengan Amerika Serikat, Jepang, dan Australia dalam Quad Alliance.

Akhand Bharat pun bukan sekadar peta ideologis ia menjadi alat diplomasi budaya dan geopolitik yang halus namun penuh ambisi.

Indonesia di Persimpangan Strategis

Bagi Indonesia, kebangkitan Akhand Bharat membawa dua sisi mata uang. Di satu sisi, India bisa menjadi mitra kuat dalam menjaga keseimbangan kekuatan kawasan, terutama untuk menahan pengaruh ekonomi Tiongkok yang semakin dominan.

Namun di sisi lain, jika India terlalu menonjolkan narasi ke-Hindu-an dalam politik luar negerinya, hal ini bisa menimbulkan sensitivitas bagi negara-negara mayoritas Muslim, termasuk Indonesia.

Indonesia perlu bersikap cermat  memperkuat kerja sama dengan India dalam teknologi, pertahanan, dan maritim tanpa kehilangan keseimbangan hubungan strategis dengan Beijing.

Babak Baru Asia

Konsep Akhand Bharat memperlihatkan satu hal Asia tengah memasuki babak baru kompetisi peradaban dan kekuasaan. China dengan Belt and Road-nya, India dengan Akhand Bharat-nya dan Indonesia berada tepat di jantung persimpangan keduanya.

Ke depan, kebijakan luar negeri Indonesia akan diuji, apakah mampu menjadi penyeimbang bijak di antara dua raksasa Asia, atau justru terseret dalam pusaran ambisi geopolitik mereka?(sang)