Oleh: Ryo Disastro, Penulis lepas, tinggal di Depok
Masih terkait dengan RESILIENSI. Salah satu cara untuk jadi orang yang resilient adalah dengan menjaga kesehatan fisik dan mental. Hidup sehat adalah dambaan setiap orang. Namun, di tengah kesibukan dan tekanan hidup modern, menjaga keseimbangan antara kesehatan fisik dan mental sering kali menjadi tantangan. Padahal, keduanya saling berkaitan, ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan.
Dalam Islam, menjaga kesehatan fisik dan mental bukan hanya anjuran, tetapi juga bagian dari tanggung jawab sebagai hamba Allah. Rasulullah SAW bersabda, “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah, dan pada keduanya ada kebaikan” (HR. Muslim). Kekuatan di sini mencakup kekuatan fisik, mental, dan spiritual.
Menjaga Amanah Tubuh
Tubuh kita adalah amanah. Apa yang kita konsumsi, cara kita berolahraga, hingga pola istirahat, semuanya memengaruhi kesehatan fisik. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, “Dan makanlah dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan” (QS. Al-A’raf: 31). Ayat ini mengajarkan kita untuk menjaga pola makan yang seimbang.
Berbicara soal olahraga, Rasulullah SAW memberi contoh melalui aktivitas fisiknya, seperti berkuda, berenang, dan memanah. Olahraga tidak hanya menjaga tubuh tetap bugar, tetapi juga menjadi sarana melepas stres. Selain itu, Rasulullah SAW juga mengajarkan pentingnya istirahat yang cukup. Kita bisa belajar dari kebiasaan beliau yang menjaga keseimbangan antara ibadah, pekerjaan, dan istirahat.
Salah satu praktik terbaik untuk menjaga kesehatan fisik adalah memulai hari dengan sarapan yang bergizi dan mengakhiri hari dengan tidur yang berkualitas. Tubuh yang sehat akan menjadi fondasi untuk menjaga kesehatan mental.
Kesehatan Mental dalam Perspektif Islam
Kesehatan mental adalah topik yang semakin relevan di era modern. Tekanan hidup, media sosial, dan ekspektasi yang tinggi sering kali membuat mental kita rentan. Dalam Islam, menjaga ketenangan hati dan pikiran adalah bagian dari ibadah.
Allah SWT berfirman, “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (QS. Ar-Ra’d: 28). Zikir, doa, dan shalat bukan hanya bentuk komunikasi dengan Allah, tetapi juga terapi untuk mental kita.
Rasulullah SAW juga mengajarkan pentingnya berbagi beban dengan orang lain. Beliau bersabda, “Barang siapa yang meringankan beban saudaranya, maka Allah akan meringankan bebannya di dunia dan akhirat” (HR. Muslim). Ketika kita merasa tertekan, berbicara dengan orang yang kita percaya bisa menjadi langkah awal untuk menjaga kesehatan mental. Mari kita mulai lebih peduli lagi dengan beban orang lain. Minimal sebagai teman curhat.
Keseimbangan Fisik dan Mental
Kesehatan fisik dan mental tidak dapat dipisahkan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa olahraga teratur dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi risiko depresi. Di sisi lain, pikiran yang sehat akan membantu tubuh untuk berfungsi lebih baik.
Islam mengajarkan kita untuk menjaga keseimbangan ini melalui konsep MIZAN (keseimbangan). Tidak hanya dalam hubungan dengan orang lain atau alam, tetapi juga dalam cara kita menjaga diri.
Salah satu cara praktis untuk menjaga keseimbangan ini adalah dengan mengatur waktu. Luangkan waktu untuk ibadah, bekerja, beristirahat, dan bersosialisasi. Jangan lupa untuk melakukan hobi atau aktivitas yang membuat kita bahagia. Ingat, hidup bukan hanya soal tanggung jawab, tetapi juga soal menikmati setiap momen dengan rasa syukur.
Menjaga kesehatan fisik dan mental adalah investasi terbaik untuk menjalani hidup yang penuh makna. Kita semua menghadapi tantangan, tetapi dengan menjaga tubuh dan pikiran tetap sehat, kita dapat menjalani setiap hari dengan lebih baik. Kesehatan adalah hak tubuh yang harus kita penuhi, bukan hanya demi diri sendiri tetapi juga sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT.
Selamat Hari Jum’at.