Sejatinya, Bulog Jemput Gabah adalah program yang diluncurkan oleh Perum Bulog (Badan Urusan Logistik) untuk membeli gabah langsung dari petani. Program ini bertujuan untuk membantu petani meningkatkan pendapatan dan mengurangi risiko penjualan gabah. Makna dari Bulog Jemput Gabah adalah sebagai berikut : pertama membantu petani meningkatkan pendapatan dengan membeli gabah langsung dari mereka.
Kedua, mengurangi risiko penjualan gabah bagi petani, karena Bulog membeli gabah langsung dari mereka. Ketiga, membantu meningkatkan kualitas gabah, karena Bulog membeli gabah yang memenuhi standar kualitas tertentu. Dan keempat, mendukung ketahanan pangan nasional, karena Bulog membeli gabah untuk kebutuhan beras nasional.
Atas hal demikian, dapat ditegaskan, Bulog Jemput Gabah adalah program yang membantu petani, mengurangi risiko penjualan gabah, meningkatkan kualitas gabah, dan mendukung ketahanan pangan nasional. Program ini sangat penting, ketika panen raya padi berlangsung. Saat itulah Perum Bulog perlu turun langsung ke sawah-sawah petani yang tengah panen.
Dalam pelaksanaannya di lapangan, berdasar pengalaman selama ini, ada beberapa masalah yang butuh penanganan serius dalam program jemput gabah petani. Berikut beberapa masalah yang dihadapi oleh program Bulog Jemput Gabah antara lain, keterlambatan pembayaran kepada petani dapat menyebabkan kesulitan keuangan bagi petani. Kemudian, harga beli gabah yang rendah dapat menyebabkan petani tidak mendapatkan pendapatan yang layak.
Selanjutnya, kualitas gabah yang rendah dapat menyebabkan Bulog tidak dapat membeli gabah tersebut. Lalu, keterbatasan infrastruktur, seperti jalan dan fasilitas penyimpanan, dapat menyebabkan kesulitan dalam pengangkutan dan penyimpanan gabah. Begitu pun dengan kurangnya transparansi dalam proses pembelian dan pembayaran dapat menyebabkan kesulitan bagi petani untuk memantau status pembayaran mereka.
Selain itu, ketergantungan pada cuaca dapat menyebabkan kesulitan dalam pengangkutan dan penyimpanan gabah. Kemudian, kurangnya partisipasi petani dalam program Bulog Jemput Gabah dapat menyebabkan kesulitan dalam mencapai target pembelian gabah. Tak kalah penting, keterbatasan sumber daya, seperti dana dan tenaga kerja, dapat menyebabkan kesulitan dalam melaksanakan program Bulog Jemput Gabah.
Masalah lain adalah kurangnya koordinasi antara Bulog, petani, dan stakeholders terkait dapat menyebabkan kesulitan dalam melaksanakan program Bulog Jemput Gabah. Last but no least, ketergantungan pada sistem manual dapat menyebabkan kesulitan dalam pengelolaan data dan informasi tentang program Bulog Jemput Gabah.
Disodorkan pada persoalan seperti ini, sangat dimintakan adanya langkah cerdas dari penyelenggara Program Bulog Jemput Gabah agar lebih mengena pada tujuan yang diharapkan. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menyukseskan program Bulog Jemput Gabah Petani, pertama, meningkatkan koordinasi antara Bulog, petani, dan stakeholders lainnya untuk memastikan keselarasan dan efisiensi dalam pelaksanaan program.
Kedua, mengembangkan sistem informasi yang efektif untuk mengelola data dan informasi tentang program Bulog Jemput Gabah. Ketiga, meningkatkan kapasitas petani melalui pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas gabah. Keempat, mengembangkan infrastruktur yang memadai, seperti jalan dan fasilitas penyimpanan, untuk memudahkan pengangkutan dan penyimpanan gabah.
Kelima, meningkatkan transparansi dalam proses pembelian dan pembayaran untuk memastikan kepercayaan petani terhadap program. Keenam, mengembangkan kerja sama dengan stakeholders lainnya, seperti bank dan perusahaan input pertanian, untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas program. Ketujuh, meningkatkan kualitas gabah melalui penggunaan teknologi dan praktik pertanian yang baik.
Kedelapan, mengembangkan sistem pembayaran yang efektif dan efisien untuk memastikan pembayaran yang tepat waktu kepada petani. Kesembilan, meningkatkan partisipasi petani dalam program Bulog Jemput Gabah melalui sosialisasi dan promosi yang efektif. Dan kesepuluh, mengembangkan evaluasi dan pemantauan yang efektif untuk memantau kemajuan dan mengidentifikasi masalah yang timbul dalam pelaksanaan program.
Menjawab penugasan Pemerintah untuk menyerap gabah petani setara 3 juta ton beras, jelas menuntut kerja keras dari segenap Keluarga Besar Perum Bulog seluruh Indonesia. Kepiawaian dalam mencari terobosan cerdas menyerap gabah, betul-betul sangat dimintakan. Itu sebabnya, upaya penyerapan gabah petani penting dirancang dalam sebuah gerakan dan tidak lagi mengedepankan pendekatan biasa-biasa saja.
Menyerap gabah petani, tidak pantas lagi hanya sekedar membangun komitmen bersama diantara para pemangku kepentingan yang terkait dengan dunia pergabahan dan perberasan. Mestinya, harus lebih dari itu. Kita butuh adanya eksekusi yang lebih nyata dalam tataran operasional nya. Perum Bulog tidak cocok lagi hanya duduk di belakang meja. Sepatutnya segera turun ke lapangan menjemput gabah petani.
Ditambahnya satu Direktur di Perum Bulog, yakni Direktur Pengadaan diharapkan mampu menjadi “prime mover” dalam menggenjot penyerapan gabah sebanyak-banyaknya. Dengan waktu yang terbatas, Direktur Pengadaan sebaiknya segera mengeksekusi berbagai komitmen yang selama ini sudah dibangun di daerah. Ujungnya Bulog Jemput Gabah bukan sekedar slogan, namun betul-betul bakalan diwujudkan secara nyata di lapangan. Semoga demikian adanya.
Oleh : Entang Sastraatmadja, Penulis, Ketua Dewan Pakar DPD HKTI Jawa Barat.