swararakyat.com, Jakarta – Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI) menggelar diskusi publik bertajuk 100 Hari Kabinet 100 Menteri di ruang Singosari, Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Jumat (31/1).
Acara ini dirangkaikan dengan peluncuran buku ” Percikan Pemikiran KAHMI: Mewujudkan Asta Cita Prabowo“. Diskusi ini dibuka oleh Herman Khairon, anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat yang juga Koordinator Presidium MN KAHMI.
Sementara itu, Menteri Koordinator (Menko) Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberikan sambutan sekaligus mengulas sejumlah poin strategis dalam buku yang diluncurkan.
AHY: KAHMI Berperan Penting dalam Menjaga Demokrasi dan Good Governance
Dalam sambutannya, AHY menyambut baik peluncuran buku Percikan Pemikiran KAHMI: Mewujudkan Asta Cita Prabowo yang membahas visi besar pemerintahan saat ini.
Menurutnya, KAHMI memiliki peran penting dalam menjaga demokrasi serta tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Namun, AHY menilai bahwa menilai kinerja pemerintahan dalam 100 hari pertama masih terlalu dini. “Dari 1.826 hari masa kabinet ini, 100 hari belum cukup untuk memberikan gambaran menyeluruh. Ini masih terlalu awal untuk menilai,” ujarnya.
Meski demikian, ia mencatat bahwa ekspektasi publik terhadap pemerintahan saat ini cukup tinggi. Sejumlah lembaga survei menunjukkan bahwa masyarakat berharap kabinet dapat memenuhi janji-janji kampanyenya.
Oleh karena itu, AHY mengajak seluruh elemen masyarakat, terutama KAHMI, untuk turut serta dalam mengawal pemerintahan agar prinsip demokrasi dan good governance tetap terjaga.
Fokus pada Swasembada Pangan, Energi, Air; Pembangunan SDM; dan Infrastruktur
AHY menyoroti beberapa kata kunci dalam konsep Asta Cita, terutama terkait swasembada pangan, energi, dan air bersih. Menurutnya, jika Indonesia dapat menguasai tiga aspek tersebut, maka tidak perlu khawatir terhadap dinamika geopolitik global yang semakin kompleks.
Selain itu, indeks pembangunan manusia harus ditingkatkan dengan fokus pada tiga sektor utama: Pendidikan,dengan memastikan akses dan kualitas yang merata; Kesehatan, termasuk pemenuhan gizi dan fasilitas layanan kesehatan; Perumahan, khususnya pembangunan hunian dengan sanitasi yang baik.
Dari sisi infrastruktur, AHY menggarisbawahi tiga agenda utama yang harus menjadi prioritas pemerintah yaitu Infrastruktur yang mendukung swasembada pangan, energi, dan air, seperti pembangunan bendungan dan irigasi untuk meningkatkan produktivitas pertanian; Infrastruktur untuk pengembangan SDM, yang meliputi pembangunan fasilitas kesehatan, peningkatan gizi, serta perumahan layak huni; serta Infrastruktur untuk meningkatkan produktivitas ekonomi, dengan membangun konektivitas antarpulau serta memperkuat sistem transportasi intermodal guna mendukung distribusi logistik yang lebih efisien.
AHY menekankan bahwa ketiga agenda ini harus dijalankan secara simultan agar Indonesia dapat mencapai target pembangunan berkelanjutan dalam lima tahun ke depan.
Pelantikan Dewan Narasumber Tingkat Nasional (DNTN)

Selain peluncuran buku, dalam acara ini juga dilantik pengurus Dewan Narasumber Tingkat Nasional (DNTN) MN KAHMI. DNTN merupakan badan yang mengurusi standarisasi dan menjaga mutu materi perkaderan di lingkup HMI secara nasional.
Untuk selanjutnya, DNTN akan melengkapi kepengurusan hingga tingkat wilayah. DNTN diharapkan akan menjadi mitra strategis Badan Pengelolaan Latihan PB HMI untuk mencetak kader-kader yang berkualitas.
Menanti Implementasi Asta Cita
Diskusi publik ini menjadi ajang refleksi awal terhadap langkah pemerintahan dalam mewujudkan Asta Cita. Para peserta dari Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam yang hadir, yang terdiri dari akademisi, politisi, hingga perwakilan organisasi masyarakat, sangat antusias dalam mendengarkan sambutan dan menyampaikan pandangannya terkait tantangan dan peluang implementasi program pemerintah.
Peluncuran buku Percikan Pemikiran KAHMI: Mewujudkan Asta Cita Prabowo diharapkan dapat menjadi referensi bagi pemangku kebijakan serta masyarakat luas dalam memahami arah pembangunan nasional.
Dengan keterlibatan aktif berbagai elemen bangsa, pemerintahan ke depan diharapkan dapat berjalan lebih efektif dan akuntabel.(*)
Kontrubutor: Ryo Disastro