Swasembada Pangan Keputusan Berani Dan Bersejarah Prabowo Subianto

JAKARTA,SwaraRakyat – Presiden Prabowo mengambil keputusan bersejarah dengan program swasembada pangan. Mulai 2025 ini, pemerintah memutuskan untuk menghentikan impor sejumlah komoditas Pangan strategis, seperti beras, jagung, gula konsumsi, dan garam.

Swasembada pangan menjadi salah satu program prioritas pemerintahan Prabowo – Gibran. Hal ini bahkan sempat disinggung dalam pidato perdana Prabowo usai pengucapan sumpah sebagai Presiden Republik Indonesia di Gedung MPR/DPR/DPD pada 20 Oktober 2024.

Kala itu, Presiden ke-8 RI itu menilai bahwa swasembada pangan merupakan langkah utama dalam menghadapi tantangan global yang kian kompleks. “Saya telah mencanangkan bahwa Indonesia harus segera swasembada pangan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kita tidak boleh bergantung dari sumber makanan dari luar,” kata Prabowo, Minggu (20/10/2024).

Program swasembada ini diharapkan memberikan dampak bagi seluruh rakyat Antara lain :
Membangun ketahanan pangan nasional dengan memproduksi pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh rakyat Indonesia, Mengurangi ketergantungan impor Dan juga dapat Meningkatkan kesejahteraan petani dan pasar yang lebih baik.

Dalam situasi krisis global, Presiden Indonesia mengatakan bahwa negara-negara lain akan mengutamakan kepentingan domestiknya. Untuk itu, dia menyebut bahwa Indonesia harus mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan nasional secara mandiri. Pada Januari 2025, produksi beras diproyeksikan meningkat dari 0,8 juta ton menjadi 1,3 juta ton dan diprediksi terus naik hingga Februari 2025 menjadi 2,08 juta ton.

Prabowo meyakini Indonesia dapat mencapai swasembada pangan paling lambat 4-5 tahun, bahkan siap menjadi lumbung pangan. Terbaru, Kepala Negara memajukan target swasembada pangan dari semula 2029 menjadi 2027. Pemerintah Prabowo juga memutuskan untuk menaikkan harga pembelian gabah dan jagung dari petani. Harga gabah naik dari Rp6.000 menjadi Rp6.500 per kilogram, sementara harga jagung dinaikkan dari Rp5.000 menjadi Rp5.500 per kilogram.(mey-shin)