Tokoh  

Anindya Bakrie Menjadi Bagian Dari Perjalanan Prabowo ke AS

Jakarta || SwaraRakyat – Presiden Prabowo Subianto bertolak ke Amerika Serikat (AS) setelah mengakhiri kunjungannya dari China.

Di sela kunjungannya ke AS, ada banyak peluang kerja sama di bidang ekonomi, terutama dengan para pengusaha AS.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie mengatakan, Indonesia menyebut beberapa diantaranya adalah ikut serta dalam program pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, yakni pembangunan rumah murah 3 juta unit per tahun, program pangan hingga program swasembada energi.

“Kami bicara food security, energy security, juga bicara mengenai (program) 3 juta rumah murah. Kami juga bicara mengenai bagaimana relasi AS dan China, serta di mana peran Indonesia,” kata Anindya melalui keterangan tertulis yang diterima, Selasa (12/11).

Anindya yang menjadi bagian dari perjalanan kunjungan Prabowo ke AS, mengatakan telah melakukan pertemuan bilateral dengan pimpinan Kamar Dagang AS (US Chamber of Commerce) di Washington, Senin (11/11).

Pertemuan yang berlangsung lebih dari satu jam itu, membahas perkembangan teknologi digital yang semakin pesat dan penggunaan energi ramah lingkungan.

“Kadin Indonesia harus bekerja sama dengan Kamar Dagang lain di luar negeri untuk membuka pasar, meningkatkan investasi, dan membuka kemampuan untuk ekspor.

Inilah yang kami coba buka bersamaan dengan jalannya G to G (kerja sama antar-pemerintah) atas kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo ke AS untuk bertemu Presiden Joe Biden,” kata Anindya.

Hadir dalam pertemuan, Wakil Presiden Senior wilayah Asia Kamar Dagang AS, Charles Freeman; Direktur Eksekutif untuk Asia Tenggara, John Goyer; Direktur Senior untuk Asia Tenggara, Shannon Hayden; dan Associate Manager untuk Asia Tenggara, James Llewellyn.

Adapun untuk perwakilan Indonesia, Anindya didampingi Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Luar Negeri Kadin Indonesia, James Riady.

Anindya melihat adanya antusiasme pengusaha AS berinvestasi di Indonesia.

Untuk itu, dia bilang, diperlukan ekosistem investasi yang baik dan rantai pasok yang nyaman.

“Termasuk mengenai kepastian hukum, tenaga kerja, dan juga kepastian dunia usaha untuk melanjutkan usahanya di Indonesia, terutama untuk Foreign Direct Investment (Penanaman Modal Asing Langsung),” kata Anindya.

Di pertemuan tersebut, dirinya menjelaskan, populasi penduduk usia produktif (di bawah 30 tahun) di Indonesia yang jumlahnya lebih dari separuh dari total 273 juta penduduk Indonesia.

Menurut dia, jumlah tersebut merupakan kekuatan demografis yang dimiliki Indonesia.

“Tenaga kerja muda kami tidak hanya berjumlah besar, tetapi juga dinamis dan siap mendorong perubahan teknologi, inovasi, dan kemajuan sosial.

Hal ini menghadirkan peluang unik untuk pertumbuhan ekonomi yang ingin kami jajaki bersama mitra kami di sini (AS),” kata Anindya.

Lebih lanjut Anindya menekankan, selain investasi asing, pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) juga menjadi prioritas Kadin Indonesia.

Kadin ingin UMKM ikut berekspansi secara internasional.

“UMKM menyumbang 60% terhadap PDB Indonesia dan mempekerjakan hampir seluruh tenaga kerja di Indonesia,” kata dia.

Anindya juga berharap, Kamar Dagang AS memberikan pelatihan dan transder teknologi kepada UMKM Indonesia. Agar UMKM Indonesia siap memasuki pasar global.

“Hal ini bukan hanya tentang meningkatkan ekspor, namun juga tentang menciptakan perekonomian yang lebih inklusif dan berketahanan,” ujar Anindya.

Setelah Amerika Serikat, Anindya yang juga merupakan Ketua APEC Business Advisory Council (ABAC) akan memimpin delegasi Indonesia ke KTT APEC di Lima, Peru, yang akan berlangsung hingga 16 November 2024.

Agenda ini juga dihadiri Presiden Prabowo Subianto.(**)

Sumber