SWARA RAKYAT – PALEMBANG – Pasca insiden ledakan areal Ilegal Rifenary (Masakan Minyak Mentah) yang terjadi di Desa Bonot, Dusun I, Sungai Angit Kecamatan Babat Toman, Kabupaten Musi Banyuasin, Jum’at (31/10/2025) lalu, hingga kini belum ada keterangan resmi atau perkembangan kasus dari aparat kepolisian terhadap persoalan tersebut.
Hal itu menjadi pertanyaan besar bagi Lembaga Perhimpunan Barisan Aktivis Hijau Sriwijaya (BAHARI) yang concern terhadap persoalan lingkungan. Pasalnya, ledakan yang disinyalir kuat merupakan areal Penyulingan dan/ atau Masakan Minyak Mentah (Ilegal Rifenary) yang diduga milik ‘CE’ (menantu dari mantan anggota DPRD Muba AM desa sungai angit) hingga kini belum ada kejelasan atau kepastian hukum lebih lanjut.
“Hal ini menurut hemat kami jelas bahwa masih ada aktivitas Ilegal Rifenary yang masih terjadi, bagaimana pengawasan, koordinasi, dan penegakan hukum bisa terabaikan, kita mendesak agar hal itu segera ada kepastian hukum lebih lanjut,” ungkap Jhon Kenedy selaku Direktur BAHARI, Senin (3/11/2025).
Lebih lanjut dirinya menegaskan bahwa, selain hal tersebut, pihaknya mendapati ada dugaan kuat Pengolahan Minyak Oplosan jenis Solar Industri, bahkan hal itu sudah dikomersilkan dan/atau didistribusikan guna mensuplay ke salah satu perusahaan-perusahaan terdekat guna kebutuhan operasional perusahaan/pabrik dll.
Selain itu BAHARI mendapati, bahwa dalam produksi diareal Ilegal Rifenary diduga milik ‘C’ mencapai lebih kurang 2 ton lebih perhari, dengan kisaran harga penjualan ± Rp 4.000,-/Liter.
“Artinya sekitar lebih kurang Rp 80 juta lebih/perhari yang dihasilkan dari dugaan pengolahan minyak solar Industri oplosan ini,” bebernya.
Jelas hal ini selain merupakan Dugaan Upaya perbuatan melawan hukum (PMH) dalam hal Larangan Ilegal Rifenary, juga mengandung unsur kerugian negara didalamnya, faktor keselamatan, dugaan kerusakan lingkungan, dan lain sebagainya.
Sementara itu terpisah, Kapolsek Babat Toman, IPTU Dedy Kurniawan, SH., MH., melalui Kanitres IPDA Hafiz Zulfadli saat dikonfirmasi belum lama ini mengatakan, bahwa hingga saat ini pihaknya masih dalam proses penyidikan terkait insiden tersebut.
“Yah memang benar hal itu terjadi dan sampai saat ini tim kita masih melakukan pemeriksaan terhadap pemilik areal masakan minyak tersebut berikut saksi -saksi,” tutupnya.


							










