Penulis: M Husni Mubarok-MHM
Adakah Kebenaran Ilmiah yang membedakan antara Tekstual dan Kontekstual..? Pertanyaan itu menarik untuk di diskusikan, karna Fakta Psikologis adalah fakta berdasarkan Pendapat orang lain dan Pemberitaan di Media, lebih kepada Tekstual, sementara Fakta Sosiologis adalah Fakta Kejadian dan Langkah yang bersumber dari hasil Penelitian serta investigasi, lebih kepada Kontekstual. Mari kita baca uraian di bawah ini :
Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia sedang menunaikan Kewajibannya untuk melaksanakan Demokrasi Prosedural dengan mengharuskan semua Pasangan Calon Kepala Daerah dan Calon Wakil Kepala Daerah, bahkan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden pun tak luput dari keharusan Berdebat antar Pasangan Calon, sebagai upaya untuk menumbuh kembangkan Budaya Demokrasi Barat, karna sesungguhnya DNA (Baca: Darah) kita bukanlah DEBAT , tetapi Musyawarah dan Mufakat , namun Hikmah besar yang didapatkan dalam acara Debat Pilkada Bangkalan Madura Pada Hari Jum’at tgl 15 November 2024 dengan di ikuti oleh 2 Pasangan Calon Kepala Daerah, masing-masing nomor urut 1 Lukman – Fauzan dan nomor urut 2 Pasangan Mathur – Jayus adalah; ada semacam “Kesenjangan Nalar” diantara Pasangan Calon.
Nomor urut 1 Lukman – Fauzan berbicara tentang Fakta Psikologis, soal Pendapat, Ide, Gagasan dan Rencana mereka jika kelak Lukman – Fauzan terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Bangkalan 2024 – 2029. Mereka lebih kepada Teks apa yang tertulis ditengah Kehidupan Masyarakat Bangkalan.
Sementara Mathur Husyairi berbicara soal Fakta Sosiologis. Dalam pemahaman sederhana, saya mencoba memberi catatan tentang Pemaparan Mathur Husyairi didalam debat tersebut.
Pertama: Kalimat “Tata kelola Pemerintah yang transparan dan Kesejahteraan Masyarakat Bangkalan” diartikan sangat tepat oleh Mathur Husyairi dengan cara tidak membahasnya ditingkat teori, tetapi mewujudkannya dengan sikap dan Perilaku serta tindakan nyata jauh sebelum Mathur Husyairi menjadi Anggota DPRD Jawa Timur Periode 2019 – 2024, sampe dengan malam dimana debat dilaksanakanya, Mathur Husyairi masih sering menolong Masyarakat Bangkalan yang tidak dijamah oleh Kartu Indonesia Sehat. Melakukan edukasi, advokasi dan pendataan lebih akurat terhadap Masyarakat Miskin di Bangkalan Madura, bahkan sering memberikan rekomendasi Pendampingan Hukum terhadap Masyarakat Bangkalan disaat mereka mencari Keadilan Substansial.
Kedua : Pokok Pikiran, Sikap dan Prilaku serta Tindakan yang dilakukan oleh Mathur Husyairi PATUT DIBANGGAKAN , baik sebelum dan pada saat menjabat sebagai Anggota DPRD Jawa Timur, sehingga ia dijuluki Dewan rasa LSM karna konsistensinya dalam membela Masyarakat kecil. Itulah yang saya sebut “Kesenjangan Nalar”.
Perlu diketahui bahwa sekarang eranya Melayani bukan Dilayani . Sekarng eranya Memudahkan , bukan Mempersulit . Sekarang eranya Mencari Solusi bukan Menambah Masalah Kedua Pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Bangkalan 2024-2029 baik Lukman – Fauzan, maupun Mathur – Jayus, ingin berlomba dalam Berbuat Kebaikan, sehingga mereka tidak ada yang salah dalam menyampaikan Pemaparan didalam Forum Debat tersebut, semua yang diucapkan bersumber dari sebuah keinginannya untuk berbuat terbaik bagi Masyarakat Bangkalan Madura.
Jika Kalian kalah, mungkin itu cara Allah SWT menyayangi kalian . Sebaliknya, jika kalian Menang, tidak boleh berbangga hati, karna Jabatan adalah Ujian terberat dalam hidup Manusia yang diberikan oleh Allah SWT .
Penulis adalah Warga Bangkalan Madura yang mempunyai Hak Pilih di Kecamatan Modung.