Daerah  

KAHMI Sumbar Gelar Nonton Bareng Film LAFRAN

SWARARAKYAT.COM, Sumbar – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Korps Alumni HMI (KAHMI) se SUMBAR menggelar nonton bareng (nobar) film Lafran di Pasar Raya Kota Padang, Kamis (09/05/2024) malam. Kegiatan tersebut digelar  usai Halal Bihalal Majelis Wilayah KAHMI Sumbar di Hotel Grand zuri Padang.

Kegiatan langsung dihadiri Koordinator Presidium Majelis Nasional (MN) KAHMI, Ahmad Doli Kurnia Tandjung, dan Koordinator Presidium Majelis Wilayah (MW) KAHMI SUMBAR, Dedi Rahmanto Putra. “Film ini sangat penting untuk keluarga besar kita,” ujarnya.

“Bukan sekadar keluarga besar, tapi kita bisa menyaksikan film ini penting untuk keberlangsungan bangsa dan konsistensi komitmen keummatan kita,” tegasnya

Koordinator Presidium MN KAHMI, Ahmad Doli Kurnia, mengatakan, film Lafran digagas 7 tahun lalu oleh senior KAHMI, Akbar Tanjung. Niatan tersebut akhirnya terwujud setelah melewatkan beragam lika-liku langkah Akbar untuk mewujudkan kisah perjuangan pendiri HMI tersebut.

“Prosesnya memakan waktu lama dan berliku-liku. Tapi, alhamdulillah akhirnya terwujud dan dilanjutkan co produser M. Arief Rosyid Hasan,” imbuhnya.

Doli mengatakankan, film Lafran meginspirasi masyarakat tentang perjuangannya dalam awal kemerdekaan Indonesia dan mendirikan HMI. Melalui organisasi perkaderan HMI, Lafran Pane bersama teman-temannya menempa para mahasiswa Islam untuk berpikir maju demi mengembangkan Indonesia.

Menurut Doli, film Lafran akan meng-inspirasi generasi muda untuk terus mengembangkan potensi diri dalam mengisi kemerdekaan.

Lebih lanjut Ahmad Doli menyampaikan, HMI merupakan organisasi yang independen dan fokus terhadap nilai keislaman dan keindonesiaan.

Koordinator Presidium Majelis Nasional (MN) KAHMI sekaligus Produser Eksekutif Lafran, Ahmad Doli Kurnia, menambahkan, film tersebut menegaskan kembali pesan “saya lillahi ta’ala untuk Indonesia” yang sejalan dengan dua pilar yang berperan penting dalam kemajuan bangsa: semangat nasionalisme dan religiositas.
“Indonesia ditopang oleh nasionalisme dan religiusitas. Pilarnya ada dua itu untuk memajukan Indonesia karena mayoritas muslim, jadi nilai keislamannya,” tuturnya. (HAQ)