Jakarta, Swararakyat.com – Pemuda Muslimin Indonesia PW DKI Jakarta menggelar aksi demontrasi di Jakarta pada Kamis (16/10) yang diikuti oleh sekitar 250 peserta aksi dan dihadiri oleh 5 Pimpinan Cabang Pemuda Muslimin se-DKI Jakarta.
Aksi ini merupakan bentuk protes keras terhadap tayangan program “Xpose Uncensored” di stasiun televisi Trans7, yang dinilai melecehkan lembaga pendidikan Islam (pesantren) serta menodai nilai-nilai keagamaan dan moral publik.
Dalam pernyataan sikap Pemuda Muslimin Indonesia DK Jakarta menegaskan bahwa Trans7 telah melakukan pelanggaran berat terhadap sejumlah regulasi dan undang-undang, di antaranya Peraturan KPI No. 01/P/KPI/03/2012 (P3), Peraturan KPI No. 02/P/KPI/03/2012 (SPS), UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), serta UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, khususnya Pasal 36 ayat (5) dan (6).
Ketua Umum Pemuda Muslimin Indonesia PW DKI Jakarta, Rizki menegaskan bahwa pelanggaran ini tidak bisa dibiarkan karena telah mencederai marwah pendidikan Islam.
“Tayangan itu jelas menghina pesantren dan mempermainkan nilai-nilai agama. Trans7 gagal menjaga etika siar dan justru menodai simbol pendidikan Islam. Ini bentuk penghinaan terhadap umat dan harus dipertanggungjawabkan,” tegas Rizki di sela-sela aksi.
Rizki juga mendesak Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk segera mencabut izin siaran Trans7 secara permanen, serta meminta pertanggungjawaban seluruh direksi Trans7 secara hukum dan kelembagaan. Selain itu, ia menuntut agar seluruh tim kreatif, produser, dan penulis naskah “Xpose Uncensored” dipecat dan dievaluasi, karena dianggap lalai dan tidak sensitif terhadap nilai agama.
“Kami akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas. Pemuda Muslimin Indonesia PW DKI Jakarta berdiri di garis depan untuk membela martabat pesantren dan menjaga kehormatan umat Islam,” tegas Rizki.
Aksi ini berjalan dengan penuh semangat dari para peserta yang membawa spanduk dan poster bertuliskan #BoikotTrans7, #SavePesantren, dan #LirboyoBermartabat.
Seruan ini kini ramai disuarakan di berbagai platform media sosial, menandai gerakan moral untuk menegakkan nilai-nilai keagamaan dan keadilan di dunia penyiaran.













