Renungan Atas Kondisi Bangsa dan Kebijakan Pajak

Ditulis oleh Bang Ical Bugis Makassar

Jika Bung Hatta Masih Hidup: Renungan atas Kondisi Bangsa dan Kebijakan Pajak

Andai Bung Hatta masih hidup hari ini, beliau mungkin akan merasakan campuran perasaan kecewa, prihatin, dan dorongan untuk kembali mengingatkan bangsa ini akan nilai-nilai dasar yang pernah beliau perjuangkan. Sebagai seorang Bapak Koperasi dan penggagas ekonomi kerakyatan, Bung Hatta sangat memahami bahwa kesejahteraan rakyat adalah inti dari pembangunan bangsa. Namun, dengan pemberlakuan pajak-pajak yang dianggap memberatkan rakyat kecil, ia mungkin akan melihat bahwa prinsip ekonomi yang berkeadilan mulai tergeser oleh kepentingan yang tidak berpihak pada rakyat.

Bung Hatta, yang sepanjang hidupnya sederhana dan penuh integritas, tentu akan bertanya: Apakah kebijakan ini sudah benar-benar mencerminkan semangat Pasal 33 UUD 1945? Apakah kekayaan bangsa telah dikelola sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat? Ataukah ada jarak yang semakin lebar antara mereka yang menikmati hasil pembangunan dan mereka yang harus menanggung beban terberat?

Pajak, dalam pandangan Hatta, seharusnya menjadi alat redistribusi kekayaan yang adil. Pajak adalah sarana negara untuk mengurangi kesenjangan sosial dan memberikan kesempatan kepada rakyat kecil untuk berkembang. Namun, jika pajak malah dirasakan sebagai beban, terlebih bagi masyarakat yang ekonominya sudah sulit, maka fungsi pajak itu sendiri tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Bung Hatta juga dikenal sebagai seorang pemikir yang percaya pada kekuatan koperasi dan gotong royong. Ia mungkin akan mengingatkan bahwa pemberdayaan rakyat melalui ekonomi kerakyatan tidak bisa berjalan jika kebijakan fiskal justru menghambat kemampuan rakyat untuk bertumbuh. Bagi Hatta, ekonomi bukan hanya soal angka dan grafik, tetapi tentang kehidupan manusia, tentang martabat dan kemandirian rakyat.

Jika beliau masih hidup, Bung Hatta mungkin akan mendesak para pemimpin bangsa untuk kembali pada prinsip-prinsip dasar perjuangan: mendahulukan kepentingan rakyat, membangun ekonomi yang berbasis pada kearifan lokal, dan memastikan bahwa kebijakan apapun—termasuk pajak—tidak melukai hati rakyat kecil. Ia mungkin akan mengingatkan kita bahwa kemerdekaan sejati adalah kemerdekaan dari kemiskinan, ketidakadilan, dan ketidakberdayaan.

Pada akhirnya, Bung Hatta akan selalu menjadi suara hati nurani bangsa ini. Melalui pemikiran dan keteladanannya, beliau mengajarkan bahwa kebijakan negara harus selalu berpijak pada keadilan sosial dan keberpihakan kepada mereka yang paling membutuhkan. Dan jika kita benar-benar ingin menghormati warisannya, maka tugas kita adalah memastikan bahwa cita-cita ekonomi kerakyatan tetap hidup dalam setiap langkah pembangunan bangsa ini. SR – Adm