JAKARTA, swararakyat.com – Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Anas Urbaningrum, menegaskan bahwa kesaktian Pancasila hanya akan memiliki makna sejati apabila diamalkan dalam kehidupan nyata, bukan sekadar dipuja dalam seremoni tahunan. Pesan reflektif ini ia sampaikan bertepatan dengan peringatan Hari Kesaktian Pancasila, 1 Oktober 2025.
“Ideologi itu sakti karena dijalankan, bukan karena dikeramatkan,” tegas Anas.
Menurutnya, Pancasila adalah pedoman hidup, bukan objek kultus. Ideologi negara tidak boleh berhenti pada slogan yang dipuja-puji, melainkan harus menjadi kompas moral dan energi penggerak dalam setiap kebijakan negara, tindakan politik, serta perilaku sosial.
“Ideologi bukan untuk dipuja-puji, melainkan dipedomani,” tambahnya.
Anas menekankan bahwa peringatan Hari Kesaktian Pancasila seharusnya dijadikan momentum reflektif untuk memperkuat komitmen kebangsaan. Dengan menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar nyata dalam pembangunan, Indonesia akan memasuki fase Kebangkitan Nusantara, yakni kebangkitan sebuah bangsa besar yang adil, makmur, dan berdaulat.
Secara ilmiah, pandangan Anas sejalan dengan konsep Pancasila sebagai ideologi terbuka. Nilai-nilai Pancasila bersifat dinamis, selalu relevan dengan perubahan zaman, dan hanya akan hidup jika diinternalisasi dalam praktik kebijakan publik.
Sebaliknya, mengkultuskan Pancasila justru berpotensi melemahkan daya kritis bangsa. Dalam teori politik, pengkultusan ideologi seringkali melahirkan stagnasi, menjadikan ideologi hanya simbol tanpa daya transformasi.
Pancasila, jika dijalankan secara konsisten, akan menjadi kompas moral sekaligus energi transformasi sosial. Nilai persatuan, keadilan sosial, serta kemanusiaan yang adil dan beradab bukan hanya memperkuat kohesi bangsa, tetapi juga menjadi fondasi dalam membangun peradaban baru Nusantara.
Inilah yang disebut Anas sebagai jalan menuju Kebangkitan Nusantara, kebangkitan yang bukan sekadar mimpi historis, melainkan visi masa depan yang berpijak pada ideologi Pancasila.
Anas Urbaningrum Berpesan pada Hari Kesaktian Pancasila tahun ini mengingatkan bangsa Indonesia bahwa kesaktian Pancasila tidak lahir dari seremoni atau kultus simbolik, melainkan dari keberanian mengamalkannya dalam kehidupan nyata. Dari situlah, Kebangkitan Nusantara menemukan pijakan historis dan moralnya.(sang)













