SWARARAKYAT.COM – Seiring dengan ekspektasi pengetatan pasokan minyak mentah oleh produsen utama OPEC+, harga minyak mentah naik di awal perdagangan Asia, Senin (4/9/2023).
Kenaikan juga turut dipengaruhi oleh sentimen pasar yang didukung oleh data ekonomi China dan Amerika Serikat yang positif. Harga minyak mentah berjangka Brent menguat 17 sen atau 0,2 persen menjadi US$88,72 per barel pada pukul 00.15 GMT, dikutip dari Antara.
Kemudian, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 25 sen atau 0,3 persen, menjadi US$85,8 per barel. Pergerakan harga naik yang berkelanjutan terjadi setelah kedua kontrak ditutup pada level tertinggi dalam lebih dari setengah tahun pada pekan lalu, mematahkan penurunan 2 minggu berturut-turut.
Arab Saudi juga diperkirakan akan melanjutkan pemotongan sukarela sebesar 1 juta barel per hari hingga Oktober. Sementara itu, muncul sentimen positif yang didorong oleh peningkatan aktivitas manufaktur China pada Agustus, seperti yang ditunjukkan oleh data survei PMI manufaktur Caixin.
Peningkatan tersebut mengarah pada pembaruan optimisme mengenai kesehatan ekonomi negara importir minyak terbesar di dunia tersebut. Kenaikan harga juga turut didorong oleh serangkaian dukungan ekonomi yang diumumkan oleh Beijing pekan lalu, seperti penurunan suku bunga deposito di beberapa bank milik negara terbesar di negara tersebut dan pelonggaran aturan peminjaman bagi pembeli rumah, juga telah mendukung harga.
Namun, para investor terus menunggu langkah-langkah yang lebih substansial untuk menopang sektor properti yang terpuruk, yang telah menjadi salah satu hambatan utama bagi perekonomian China sejak bangkit dari pandemi ini.
Ekspektasi pengetatan pasokan minyak meningkat setelah Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak menyatakan bahwa Rusia telah sepakat dengan mitranya di OPEC mengenai parameter pengurangan ekspor yang berkelanjutan pada Kamis (31/8/2023).
Rencana pemangkasan tersebut diperkirakan akan diumumkan pada pekan ini. Adapun, Rusia telah menyatakan akan memangkas ekspor sebesar 300.000 barel per hari pada September, menyusul pemotongan 500.000 barel per hari pada Agustus.
Sementara di AS, data ketenagakerjaan lebih tinggi dari perkiraan pada Jumat (1/9/2023), dengan penggajian non-pertanian (NFP) meningkat 187.000 pekerjaan pada bulan lalu.
Mendinginnya pasar tenaga kerja AS, seperti terlihat pada melambatnya pertumbuhan lapangan kerja, mengurangi kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve dalam waktu dekat, kata para analis.
Harga Batu Bara Mengutip data Barchart, harga batu bara ICE Newcastle kontrak September ditutup di posisi US$156,25 per ton atau naik 0,16 persen pada perdagangan Jumat (1/9/2023). Sementara itu, untuk harga batu bara ICE Newcastle kontrak Oktober ditutup di posisi US$159 per ton atau naik 0,32 persen.(SR/Arum)